Selamat datang di ! Apakah anda tahu? Apa itu Reklamasi? Reklamasi adalah alih fungsi lahan pantai menjadi daratan/salah satu bentuk alih fungsi lahan yang disebut konversi lahan. Umumnya, mengubah area pertanian menjadi area dengan kegunaan lain, sebagai contoh menjadi pemukiman/industri. Konversi lahan telah menjadi fenomena yang sering dijumpai di negara-negara ASEAN.
Konversi lahan pertanian yang terjadi di negara-negara ASEAN dengan pertumbuhan penduduk relatif tinggi, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, & Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran/area persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, misal pasar. Konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu pertanian telah dikonversi, lahan pertanian di sekitar petak lahan itu juga rawan dikonversi. Hal tersebut telah berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah itu.
Pengaruh Konversi Lahan Petanian Menjadi Lahan Industri
Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri telah banyak terjadi di negara-negara tengah berkembang, misalnya seperti negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi lahan Industri telah banyak terjadi di pinggir kota. Umumnya, pemilik perusahaan mendirikan industri di sana, karena beberapa alasan, seperti berikut ini;
Pengaruh Lahan Pertanian Menjadi Lahan Permukiman
Pemukiman telah menjadi kebutuhan pokok manusia sejak dulu. Semakin banyak jumlah manusia, tentu area pemukiman yang dibutuhkan juga semakin luas. Kondisi inilah yang telah terjadi di negera-negera anggota ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi pemukiman telah marak dilakukan di negara-negara ASEAN.
Konversi lahan pertanian menjadi pemukiman telah menimbulkan dampak yang hampir sama dengan konversi lahan pertanian menjadi lahan industri. Umumnya, selalu berdampak negetif jika dilihat dari sisi fungsi lahan pertanian itu sendiri. Dampak negatif itu antara lain sebagai berikut;
Konversi lahan pertanian yang terjadi di negara-negara ASEAN dengan pertumbuhan penduduk relatif tinggi, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, & Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran/area persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, misal pasar. Konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu pertanian telah dikonversi, lahan pertanian di sekitar petak lahan itu juga rawan dikonversi. Hal tersebut telah berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah itu.
Pengaruh Konversi Lahan Petanian Menjadi Lahan Industri
Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri telah banyak terjadi di negara-negara tengah berkembang, misalnya seperti negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi lahan Industri telah banyak terjadi di pinggir kota. Umumnya, pemilik perusahaan mendirikan industri di sana, karena beberapa alasan, seperti berikut ini;
- Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan lahan terbangun,
- Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis, sebagian besar lahan strategis itu merupakan lahan pertanian,
- Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang baik,
- Pembangunan industri memiliki akses yang lebih mudah,
- Faktor sosial & budaya hukum waris. Konversi lahan pertanian menjadi industri mengakibatkan petani ‘terusir’ dari tanah mereka digantikan oleh uang. Awalnya petani di pedesaan mempunyai tanah, tetapi kemudian mereka menjadi petani guren & tidak bertanah. Kondisi ini mempengaruhi sistem sosial & budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai uang. Anak-anak petani tidak lagi diwarisi lahan pertanian, namun digantikan dengan pembagian uang hasil penjualan lahan pertanian.
- Konversi lahan tersebut menular, yang mengancam ketersediaan laha pertanian.
- Lahan pertanian berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian menurun.
- Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah/polusi dari industri baik tanah, air ataupun udara.
Pengaruh Lahan Pertanian Menjadi Lahan Permukiman
Pemukiman telah menjadi kebutuhan pokok manusia sejak dulu. Semakin banyak jumlah manusia, tentu area pemukiman yang dibutuhkan juga semakin luas. Kondisi inilah yang telah terjadi di negera-negera anggota ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi pemukiman telah marak dilakukan di negara-negara ASEAN.
Konversi lahan pertanian menjadi pemukiman telah menimbulkan dampak yang hampir sama dengan konversi lahan pertanian menjadi lahan industri. Umumnya, selalu berdampak negetif jika dilihat dari sisi fungsi lahan pertanian itu sendiri. Dampak negatif itu antara lain sebagai berikut;
- Berkurangnya resapan air,
- Hilangnya lahan ruang terbuka hijau,
- Luasnya lahan pertanian semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin menurun/kecil,
- Petani & buruh tani kehilangan mata pencahariannya.