Selasa, 28 April 2020

Hidup Selaras dengan Alam

Mas Sugeng
Manusia merupakan bagian dari alam. Manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari alam dimana ia hidup. Keselarasan antara manusia dan alam merupakan kunci keselarasan hidup manusia. Akan tetapi tidak sedikit manusia yang mengenyampingkan arti dari keselarasan tersebut. Akibat yang ditimbulkan oleh oleh sikap tersebut sangat merugikan manusia itu sendiri. Hidup selaras dengan alam dapat dilakukan dengan hal-hal yang gampang dilakukan, misalnya dengan mematikan lampu listrik yang tidak penting, mematikan komputer ketika tidak bekerja, mematikan alat pendingin ketika tidak berada di dalam ruangan, dan lain sebagainya.

Pemanasan global atau Global Warming merupakan peningkatan suhu rata-rata atmosfir. Pemanasan global merupakan dampak dari kerusakan lingkungan di bumi yang disebabkan oleh ulah manusia. Pemanasan global tersebut harus dikurangi dengan mengurangi pelepasan gas rumah kaca dan mencegah terjadinya pencemaran udara lainnya ke atmosfer. Cara yang paling tepat untuk mengurangi pemanasan global adalah melakukan gaya hidup selaras dengan alam (living green) sebagai keharusan dalam kehidupan sehari-hari bagi oleh pemerintah maupun masyarakat di dunia.

Beberapa contoh pola hidup yang selaras dengan alam yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut.

1. Konsep 3R ( reduce, reuse and recycle) Sampah
Mungkin sampai sekarang konsep ini masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos. Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
 Manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari alam dimana ia hidup Hidup Selaras dengan Alam

2. Menghentikan Penebangan Hutan Secara Liar
Penebangan liar ternyata mengakibatkan dampak negatif pada kelestarian sumber daya hutan telah menyebabkan berbagai kerugian. Kerugian dari segi lingkungan yang paling utama adalah hilangnya sejumlah tertentu pohon sehingga tidak terjaminnya keberadaan hutan yang berakibat pada rusaknya lingkungan, berubahnya iklim mikro, menurunnya produktivitas lahan, erosi dan banjir serta hilangnya keanekaragaman hayati.

3. Menggunakan Bahan Bakar Bio
Tingkat ketergantungan manusia terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah semakin tinggi, sehingga diperlukan langkah aktif untuk mengembangkan bahan bakar alternatif, melalui pengembangan bahan bakar nabati (biofuel), baik yang berupa biodisel, bioetanol, maupun bio-oil. Ada beberapa keunggulan penting biofuel dibandingkan bahan bakar fosil (BBM), dan salah satu yang sering dibicarakan adalah bahwa biofuel merupakan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil, karena biofuel secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar fosil.

4. Mengganti Plastik dengan Bahan Organik
Adanya bahan plastik memang membuat hidup kita lebih mudah dan praktis, contoh, kita membeli makanan dan minuman pasti dikemas dengan plastik, kranjang plastik, ember plastik, teko plastik, kulkas, computer, kipas angin, dan lain-lain. Plastik memang memiliki sifat ringan dan tidak mudah pecah. Bahan-bahan plastik termasuk non-biodegredable (tidak terurai secara alamiah oleh microorganisme atau tidak bisa busuk). Jika kita tidak melakukan suatu perubahan bukan tidak mungkin lingkungan hidup kita tercemar.

Untuk meminimalisasi atau mengurangi penggunaan plastik dapat kita lakukan beberapa hal, antara lain, misalnya kalau belanja bawa kranjang, ules, tas kain. Jangan membungkus makanan dengan plastik gunakan bahan yang ramah lingkungan. Hindari pemusnahan limbah plastik dengan dibakar. Bedakan atau kelompokan sampah plastik, kertas, dan organik, sehingga dapat digunakan kembali (daur ulang).

5. Program Penghijauan
Penghijauan adalah upaya pemulihan, pemeliharaan dan peningkatan kondisi lahan agar lingkungan memiliki kondisi alam yang baik sehingga nyaman untuk penghuninya. Penghijauan tidak hanya terbatas pada penanaman pohon saja, tetapi juga termasuk menjaga kebersihan, pengaturan air, perlindungan lingkungan dari kerusakan, dan sebagainya. Penghijauan mempunyai manfaat ekologis, jika lingkungan hijau, maka kualitas ekologi lingkungan tersebut akan terjaga dan meningkat. Selain itu tumbuhan juga sebagai paru-paru lingkungan. Ketika siang hari daun-daun menyerap karbon dioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2) yang kita butuhkan untuk bernafas.

6. Kurangi Penggunaan CFC
Pemanasan global itu berawal dari industri yang menghasilkan bahan-bahan yang berbahaya bagi ozon seperti CO2 dan CFC. Zat yang dinamakan CFC (Kloro Floro Karbon) banyak digunakan sebagai pelarut dalam pembersih alat-alat elektronik seperti kulkas dan AC. Jika setiap rumah memiliki setidaknya satu AC dan satu kulkas. Kita bisa bayangkan berapa banyak CFC yang digunakan diseluruh dunia. Itu belum termasuk penggunaan CFC dikantor-kantor. Berbagai negara di duniapun mulai mengurangi penggunaan CFC, termasuk di Indonesia.

7. Hemat Energi
Kemampuan manusia dalam menciptakan teknologi memungkinkan kehidupa manusia menjadi mudah dan nyaman. Keberadaan alat seperti mobil, motor, lampu, televisi, kulkas, komputer dan sebagainya. Disisi lain, penggunaan yang berlebihan dan pertambahan populasi penduduk juga dapat meningkatkan kebutuhan energi. Energi listrik tersebut biasanya diperoleh dari pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya. Untuk menghemat energi dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah ini
  • Mematikan lampu listrik yang tidak penting,
  • Mematikan komputer ketika tidak bekerja,
  • Mematikan alat pendingin ketika tidak berada di dalam ruangan,
  • Mematikan televisi saat tidak menonton.
  • Menghindari penggunaan lift atau eskalator pada bangunan berlantai dua,