Bumi merupakan salah satu anggota dari tata surya. Terbentuknya planet bumi bersamaan dengan terbentuknya tata surya. Tata surya tempat planet bumi berada merupakan salah satu bagian dari alam semesta yang tidak terbatas. Hingga saat ini hanya planet bumi yang bisa ditemukan kehidupan. Hal inilah yang menyebabkan planet bumi merupakan planet paling unik yang mampu mendukung keberadaan kehidupan.
Tata surya adalah susunan benda langit yang terikat gravitasi pada satu bintang yakni matahari. Proses terbentuknya tata surya masih menjadi misteri. Tetapi, beberapa ahli memberikan teori dan hipotesis untuk menjawab misteri itu.
Beberapa hipotesis yang menjelaskan proses terjadinya tata surya adalah sebagai berikut;
1. Teori Kant
Immanuel Kant adalah seorang ilmuwan berkebangsaan jerman. Kant mengemukakan teori terbentuknya tata surya sebagai berikut. “Tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar lambat. Perputaran yang lambat menyebabkan terbentuknya konsentrasi zat yang memiliki berat jenis tinggi. Konsentrasi itu disebut inti, yang besar terdapat di tengah, sedangkan yang ukurannya kecil terdapat di sekitar inti bumi. Oleh karena proses pendinginan, inti yang volumenya kecil menjadi planet, sedangkan inti yang volumenya besar menjadi matahari.”
2. Hipotesis Nebula
Pierre Simon de Laplace adalah ilmuwan yang mengemukakan hipotesis nebula. Berikut yang dikemukakan oleh Laplace tentang terbentuknya tata surya. “Tata surya beradal dari bola gas (nebula) yang bersuhu tinggi dan berputar cepat. Oleh karena perputaran cepat, sebagian dari massa kabut itu terlepas. Bagian yang terlepas berputar terus karena pengaruh pendinginan lama-kelamaan berubah menjadi planet.”
3. Teori Planetesimal
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Chamberlein dan F.R. Moulton, ilmuwan Amerika awal abad ke-20. Teori ini mengatakan mula-mula ada matahari yang berpapasan dengan sebuah bintang. Oleh karena letaknya berdekatan, tarikan gravitasi bintang menyebabkan sebagaian matahari tertarik ke arah bintang itu. Ketika bintang menjauh bahan-bahan itu sebagian ada yang terlepas dan jatuh ke matahari, dan sebagian menjadi gumpalan-gumpalan kecil (planetesimal) yang mulai melayang di angkasa sebagai planet-planet yang mengelilingi matahari.
4. Hipotesis Pasang Surut
Teori ini berdasarkan hipotesis bahwa pada awal kejadiannya sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari bergerak bersimpangan dengan matahari dan menimbulkan pasang pada permukaan matahari. Pasang itu berbentuk menyerupai cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu itu bergerak mengelilingi matahari dan pecah menjadi sejumlah butir-butir tetesan kecil. Oleh karena perbedaan besar kecilnya butir sehingga massa butir yang lebih besar menarik massa butir yang lebih kecil, dari proses itu membentuk gumpalan yang semakin besar sebesar planet-planet. Demikian seterusnya sehingga terbentuklah planet dan satelit yang ada sekarang ini. teori ini lebih dikenal dengan nama hipotesis Tidal James-Jeffres yang ditemukan pada tahun 1917 oleh sarjana berkebangsaan Inggris bernama James H. Jeans dan Harold Jeffres.
5. Teori Awan Debu (Protoplanet)
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu yang sangat banyak. Salah satu dari gumpalan itu mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu yang kemudian membentuk gumpalan bola. Pada saat inilah terjadi pilinan. Oleh karena prose pilinan, gumpalan bola menjadi berbentuk pipih menyerupai cakram. Pada bagian lebih tebal terletak di tengah, pada bagian yang tepi proses pilinannya berlangsung cepat sehingga gumpalan menjadi terpecah membentuk gumpalan-gumpalan yang lebih kecil. Gumpalan ini membeku, kemudian menjadi bahan planet. Bahan planet inilah yang disebut sebagai protoplanet. Teori protoplanet dikemukakan oleh seorang ahli yakni Carl von Weizsaecker dan disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper.
6. Teori Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori ini ditemukan pada 1930-an. Teori bintang kembar menyatakan bahwa mula-mula ada dua buah bintang kembar, kemudian salah satu bintang meledak. Oleh karena pengaruh gaya gravitasi, bintang yang meledak menjadi kepingan-kepingan kecil yang bergerak mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak merupakan matahari, sedangkan kepingan-kepingan yang mengitarinya menjadi planet-planet.
By |
Beberapa hipotesis yang menjelaskan proses terjadinya tata surya adalah sebagai berikut;
1. Teori Kant
Immanuel Kant adalah seorang ilmuwan berkebangsaan jerman. Kant mengemukakan teori terbentuknya tata surya sebagai berikut. “Tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar lambat. Perputaran yang lambat menyebabkan terbentuknya konsentrasi zat yang memiliki berat jenis tinggi. Konsentrasi itu disebut inti, yang besar terdapat di tengah, sedangkan yang ukurannya kecil terdapat di sekitar inti bumi. Oleh karena proses pendinginan, inti yang volumenya kecil menjadi planet, sedangkan inti yang volumenya besar menjadi matahari.”
2. Hipotesis Nebula
Pierre Simon de Laplace adalah ilmuwan yang mengemukakan hipotesis nebula. Berikut yang dikemukakan oleh Laplace tentang terbentuknya tata surya. “Tata surya beradal dari bola gas (nebula) yang bersuhu tinggi dan berputar cepat. Oleh karena perputaran cepat, sebagian dari massa kabut itu terlepas. Bagian yang terlepas berputar terus karena pengaruh pendinginan lama-kelamaan berubah menjadi planet.”
3. Teori Planetesimal
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Chamberlein dan F.R. Moulton, ilmuwan Amerika awal abad ke-20. Teori ini mengatakan mula-mula ada matahari yang berpapasan dengan sebuah bintang. Oleh karena letaknya berdekatan, tarikan gravitasi bintang menyebabkan sebagaian matahari tertarik ke arah bintang itu. Ketika bintang menjauh bahan-bahan itu sebagian ada yang terlepas dan jatuh ke matahari, dan sebagian menjadi gumpalan-gumpalan kecil (planetesimal) yang mulai melayang di angkasa sebagai planet-planet yang mengelilingi matahari.
4. Hipotesis Pasang Surut
Teori ini berdasarkan hipotesis bahwa pada awal kejadiannya sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari bergerak bersimpangan dengan matahari dan menimbulkan pasang pada permukaan matahari. Pasang itu berbentuk menyerupai cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu itu bergerak mengelilingi matahari dan pecah menjadi sejumlah butir-butir tetesan kecil. Oleh karena perbedaan besar kecilnya butir sehingga massa butir yang lebih besar menarik massa butir yang lebih kecil, dari proses itu membentuk gumpalan yang semakin besar sebesar planet-planet. Demikian seterusnya sehingga terbentuklah planet dan satelit yang ada sekarang ini. teori ini lebih dikenal dengan nama hipotesis Tidal James-Jeffres yang ditemukan pada tahun 1917 oleh sarjana berkebangsaan Inggris bernama James H. Jeans dan Harold Jeffres.
5. Teori Awan Debu (Protoplanet)
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu yang sangat banyak. Salah satu dari gumpalan itu mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu yang kemudian membentuk gumpalan bola. Pada saat inilah terjadi pilinan. Oleh karena prose pilinan, gumpalan bola menjadi berbentuk pipih menyerupai cakram. Pada bagian lebih tebal terletak di tengah, pada bagian yang tepi proses pilinannya berlangsung cepat sehingga gumpalan menjadi terpecah membentuk gumpalan-gumpalan yang lebih kecil. Gumpalan ini membeku, kemudian menjadi bahan planet. Bahan planet inilah yang disebut sebagai protoplanet. Teori protoplanet dikemukakan oleh seorang ahli yakni Carl von Weizsaecker dan disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper.
6. Teori Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori ini ditemukan pada 1930-an. Teori bintang kembar menyatakan bahwa mula-mula ada dua buah bintang kembar, kemudian salah satu bintang meledak. Oleh karena pengaruh gaya gravitasi, bintang yang meledak menjadi kepingan-kepingan kecil yang bergerak mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak merupakan matahari, sedangkan kepingan-kepingan yang mengitarinya menjadi planet-planet.