Jumat, 03 Januari 2020

Menyimpulkan Isi 5 Bait Syair Perahu Karya Hamzah Fansuri

Menyimpulkan Isi 5 Bait Syair Perahu Karya Hamzah Fansuri

Dalam menyimpulkan makna Syair Perahu, perlu dilakukan beberapa tahap agar makna yang diampil dan disimpulkan bisa mendekati harapan penulis yair tersebut, yaitu Syekh Hamzah Al-Fansuri dari kota Barus, yang lebih dikenal sebagai Hamzah Fansuri.

Sebelum memulai menyimpulkan isinya, ada baiknya kita baca dulu Syair Perahu karya Hamzah Fansuri.

Syair Perahu

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah


Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir

Tahapan yang bisa dilalui adalah mencari makna kata sulit pada kata syair tersebut. Kemudian memaknai makna syair Perahu per bait, setelah itu menyimpulkan nilai moral dan nasihat yang terdapat pada syair di atas.

Baca Juga: Alasan Perahu Sebagai Simbol dalam Syair Karya Hamzah Fansuri

Langkah Pertama dalam Menyimpulkan isi Syair Perahu Karya Hamzah Fansuri: Mencari Kata Sulit

Maka, Carilah makna kata sulit pada syair tersebut! Agar mudah kita bahas satu-per satu.

Madah = artinya suatu karya.
Iktikat / iktikad = maknanya adalah kepercayaan (اعتقاد) kepada tuhan (Keimanan).
Tamsil = artinya ‘perumpamaan’ berasal dari bahasa Arab yang ‘mitsal’ yang juga diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘misal’.
Hasilkan Kemudi = yang dimaksud adalah ‘milikilah’ dan ‘gunakanlah kemudi’
Insan = maknanya adalah manusia.
Laju = artinya adalah cepat.
Ayar = maknanya adalah air, ayar adalah kata arkais yang sudah tidak digunakan lagi.
Sauh = maknanya sama dengan ‘jangkar’ yaitu alat untuk menahan perahu agar tidak bergerak terbawa arus laut.
Jantanlah Taksir = maknanya berani dan mampu untuk menaksir.
Niscaya = maknanya ‘pasti akan terjadi’.
Kabir = maknanya besar.

Kata-kata yang digunakan dalam syair perahu karya Hamzah Fansuri adalah kata-kata dalam bahasa Melayu Klasik yang banyak menyerap istilah dari bahasa Arab. Hal ini terjadi karena Hamzah Fansuri memang mengadopsi bentuk syair Timur Tengah, tempatnya belalajar Ilmu Agama.

Baca Juga: Mengenal Hamzah Fansuri Sebagai Penyair Pertama Indonesia

Langkah Kedua dalam Menyimpulkan isi Syair Perahu Karya Hamzah Fansuri: Mencari Makna Per Bait.

Maka, mari simpulkan nilai-nilai moral/nasihat yang terdapat pada syair di atas!

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Makna nilai moral dan nasihatnya:
Ini adalah suatu karya, berupa sebuah syair yang sangat (terlalu) indah. Syair ini memiliki tujuan untuk membetuli (memperbaiki) jalan tempat berpindah, dari yang buruk menjadi lebih baik.

Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Makna nilai moral dan nasihatnya:
Wahai para pemuda kenalilah dirimu, hidupmu itu ibaratnya sebuah perahu, yang diterpa ombak angina dan badai. Ketahuilah juga bahwa hidupmu tidak lama di dunia ini. Pindah ke akhirat juga hidupmu. Di akhirat itu akan kekal.

Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Makna nilai moral dan nasihatnya:
Wahai pemuda jadilah pemuda yang arif dan berbudi baik, membawa perahu (hidup) dengan pedoman (ajaran agama). Alat perahu (ibadah, amal baik, kewajiban agama) juga kerjakan. Nah, itu semua adalah jalan untuk memperbaiki dirimu sebagai manusia.

Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Makna nilai moral dan nasihatnya:
Jika sudah dikerjakan, maka ditambah lagi. Diperteguh lagi alat perahu (ibadahmu), tambah lagi bekal air dan kayu (pahala), tambah lagi dengan ibadah lain (dayaung pengayuh). Supaya kita bisa cepat menjalankan perahu kehidupan dan cepat pula melewati jalan di akhirat.

Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir

Makna nilai moral dan nasihatnya:
Kita harus berani (jantan) dan mampu untuk menaksir (mengira dan menghitung) beras bekal (pahala) yang kita dapat, sehingga kalau memang sudah siap maka kita siap mengangkat jangkar dan perahu melaju (ke akhirat) dan mendapati jalan sempurna yang lebar (lapang).

Langkah Kedua dalam Menyimpulkan isi Syair Perahu Karya Hamzah Fansuri: Menyimpulkan Makna Seluruh Syair

Syair ini adalah karangan (karya) yang indah yang bisa digunakan untuk memperbaiki jalan kehidupan dan kepercayaan kepada Tuhan. Perahu adalah perumpamaan kehidupan manusia, yang bergerak dari dunia menuju ke akhirat.

Dalam mengarungi hidup, manusia harus memiliki pedoman yang kuat, diikuti dengan tindakan dan amal serta ibadah yang baik. Sehingga bisa menjadi manusia yang terpuji.

Setiap ibadah dan amal yang telah dikerjakan harus selalu senantiasa ditingkatkan (perteguh jua alat perahumu). Sehingga bekal pahala yang digunakan untuk menuju akhirat bisa benar-benar disiapkan dan mencukupi.

Jika sudah berhasil, menjadi manusia yang baik, maka pasti bekal pahala sudah siap dan dapat menuju akhirat (surga) melalui jalan yang mudah.


Jadi, inti simpulan Syair Perahu karya Hamzah Fansuri adalah jadilah orang baik, siapkan bekal sebelum ajal menjemputmu untuk menuju ke akhirat.

Salam !

Salam Sastra Nusantara!