Kamis, 09 Januari 2020

Mengolah Hasil Samping Bahan Pangan Nabati

Setiap kali membuat olahan bahan pangan nabati, tentunya banyak hasil samping yang dihasilkan, ada yang berupa limbah yang hanya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, ada pula yang masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan. Kegiatan mengolah bahan samping merupakan kegiatan mendaur ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali bahan yang seharusnya sudah dibuang, dan recycle, yaitu mengolah kembali agar menjadi bahan berguna. Jika hasil samping tersebut tidak diolah lagi, akan banyak sampah di lingkungan kita. Dengan mendaur ulang, sebagai makhluk sosial, berarti telah melakukan kegiatan peduli lingkungan.

Tuhan menciptakan manusia dengan kesempurnaan jasmani dan rohani sehingga bisa hidup dengan menggunakan kemampuan berpikirnya dan bekerja dengan kelengkapan jasmani. Salah satu contoh karunia Tuhan, manusia mampu berpikir untuk mengolah hasil samping pangan nabati menjadi suatu benda kerajinan yang bermanfaat dan menunjang kehidupan ekonomi kita. Beberapa sayuran hasil samping dari olahan bahan pangan nabati  buah dan sayuran yang masih bisa dimanfaatkan sebagai benda kerajinan di antaranya kulit jagung, pelepah pisang, batok kelapa dan buah kelapa, kulit buah lontar, kulit buah jeruk bali, kulit buah kluwek, kulit daun bawang, kulit buah melinjo.

Mengolah hasil samping bahan pangan nabati tidaklah sulit, kita dapat membuatnya dengan teknik dan proses yang sederhana.Seperti menggunakan sinar matahari untuk proses pengeringan, dapat pula dengan dicelupkan larutan natrium benzoat terlebih dahulu sebagai pengawet agar tidak mudah berjamur. Proses pengeringan harus dilakukan hingga benar-benar kering agar tidak terjadi pelapukan.

1. Kulit Bawang
Limbah kulit bawang dapat kumpulkan untuk diolah menjadi benda kerajinan yang menarik. Warna kulit bawang bervariasi, ada yang merah, putih, dan ada yang oranye/cokelat. Tentunya dihasilkan dari bawang merah, bawang putih dan bawang bombai. Dari kulit bawang dapat dibuat berbagai karya seni dan kerajinan seperti bunga, lukisan mozaik, dan dapat pula pelengkap karya unik lainnya.

Mengolah kulit bawang tidaklah sulit. Hanya tinggal menjemurnya di panas matahari dan tidak membutuhkan waktu yang lama karena kulit bawang sudah kondisi kering. Simpan dalam kemasan tertutup (plastik) agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
 Setiap kali membuat olahan bahan pangan nabati Mengolah Hasil Samping Bahan Pangan Nabati
2. Batok Kelapa dan Sabut Kelapa
Ketika membuat minuman segar dari bahan kelapa terdapat hasil samping berupa sabut dan batok kelapa. Batok kelapa sudah banyak dijadikan sebagai produk kerajinan seperti alat dapur (sendok sayur, sendok nasi), asbak, gantungan kunci, gayung, wadah serbaguna. Sabut kelapa dimanfaatkan sebagai patung wajah manusia dan hewan.

Secara tradisional serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali, dan alat-alat rumah tangga lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi, serat sabut kelapa dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet, kasur, bantal, jok, dashboard kendaraan dan hardboard.

Agar limbah kelapa dapat dimanfaatkan, perlu kehati-hatian dalam mengupas buah kelapa. Jika limbah kelapa, yaitu batok dan sabut tidak terkupas dengan baik, limbah itu tidak dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku atau bahan dasar pembuatan kerajinan. Biasanya batok kelapa dimanfaatkan sebagai barang kerajinan dalam bentuk yang masih utuh, namun ada juga yang harus dipotong menyesuaikan dengan benda kerajinan yang akan dibuat.

Batok kelapa yang sudah pecah tidak beraturan akan sulit dibuat benda kerajinan. Biasanya jika sudah pecah tidak beraturan, batok kelapa hanya dimanfaatkan menjadi arang tempurung kelapa untuk pengolahan pangan.

Untuk mengolah batok kelapa dapat dilakukan dengan cara membersihkan sisa sabut kelapa yang masih menempel pada batok menggunakan pisau. Haluskan permukaan batok menggunakan amplas kasar, Setelah halus diberi pernis agar tampak mngkilap. 

3. Batok Biji Kluwek
Kluwek adalah sejenis buah yang biasa digunakan sebagai bumbu masak. Masakan yang menggunakan kluwek dari Jawa Timur bernama rawon. Warna kuah rawon hitam dihasilkan dari buah kluwek itu. Ternyata kulit kluwek juga  dapat digunakan sebagai bahan dasar kerajinan.

Di daerah Yogyakarta banyak karya yang dihasilkan dari kulit kluwek ini. Kulit biji kluwek keras seperti batok. Batok biji kluwek yang keras inilah yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan. Kerajinan yang dihasilkan adalah alat musik, boneka, gantungan kunci, pensil hias, dan masih banyak karya lainnya.

4. Kulit Jagung
Kulit jagung banyak dipergunakan sebagai bahan makanan ternak dan juga bahan dasar kerajinan. Kita dapat memanfaatkan kulit jagung untuk dijadikan boneka, pensil hias, bunga, tas, dan sebagainya. Kita dapat mendaur ulang kulit jagung untuk diolah agar dapat digunakan lagi.

Kulit jagung yang dipergunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan harus diolah terlebih dahulu agar lebih mudah dipakai dan menarik dilihat. Kulit jagung yang biasa dipakai ialah kulit bagian dalam karena lebih lunak agar mudah dibentuk. Dapat dilakukan pewarnaan jika diinginkan agar lebih indah. Untuk pewarnaan, biasanya digunakan cat tekstil dan direbus dalam waktu yang agak lama agar menyerap warnanya ke dalam kulit jagung.

Proses pengolahan kulit jagung menjadi bahan kerajinan antara lain  dengan melepas kulit jagung dari tungkulnya satu per satu. Pilah lembaran pertama sampai ketiga merupakan lembaran kualitas terbaik, biasanya untuk daun bunga pada barang kerajinan yang akan dibuat. Kulit jagung direbus dengan pewarna atau wantek selama satu jam agar warna terserap merata. Saat kulit jagung direbus, sebaiknya dibolak balik agar semua kulit jagung terkena pewarna.

Kulit jagung ditiriskan, lalu dijemur tanpa sinar matahari langsung agar kulit jagung tidak pecah, Kulit jagung yang sudah kering disetrika dengan suhu sedang, lalu dibuat pola atau benda kerajinan