Rabu, 01 Januari 2020

Kerjasama Mewujudkan Masyarakat Sehat

Manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kita perlu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kita sering mendengar bahwa dengan bekerja sama, pekerjaan lebih mudah dan tujuan lebih cepat tercapai. Kerja sama dapat dimulai di lingkungan rumah. Seperti kamu ketahui bahwa rumah adalah tempat tinggal keluarga.

Salah satu contoh kerja sama yang sangat sederhana di lingkungan keluarga adalah menjaga kebersihan rumah. Menjaga kebersihan rumah tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja, namun perlu melibatkan seluruh anggota keluarga, misalnya dengan melaksanakan kerja bakti.

Kerja sama juga diperlukan untuk menciptakan masyarakat sehat. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya: melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan secara rutin, memilah dan mengolah sampah bersama-sama, menanam pohon di lingkungan rumah, serta mencegah penyebaran penyakit menular melalui 3 M (menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang yang tidak terpakai yang dapat menimbulkan genangan air). Tanpa kerja sama, masyarakat sehat tidak akan terlaksana.

Untuk membangun masyarakat sehat diperlukan kerja sama dari semua masyarakat. Kerja sama tersebut dimulai dari merawat janin dalam kandungan sampai dewasa. Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, meliputi indikator komprehensif seperti angka kematian kasar menurun, rasio angka mortalitas proporsional rendah, dan umur harapan hidup meningkat

Indikator spesifik dari masyarakat sehat antara lain angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian karena penyakit menular menurun, dan angka kelahiran menurun. Sedangkan dari indikator pelayanan kesehatan antara lain rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang, distribusi tenaga kesehatan merata, informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan lain dan sebaginya, dan informasi tentang jumlah saran pelayanan kesehatan di antaranya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin dan sebaginya.

Untuk mewujudkan keadaan sehat yang paripurna, semua pihak mesti diberdayakan dan diingatkan kembali akan peran penting menjaga dan menggalang 3 (tiga) pilar penunjang kesehatan guna mewujudkan masyarakat sehat.
  1. Peran serta aktif. Program kesehatan mulai dari promosi, pencegahan, pengobatan dan pemulihan, telah ditetapkan sesuai situasi geografis dan demografis masyarakat. Kegiatan ini akan optimal jika seluruh kalangan masyarakat bisa saling berperan serta aktif, tidak selalu dan terlalu tergantung dengan bantuan pemerintah. Para tokoh, panutan, sesepuh, kader kesehatan, harus turut aktif dan lebih proaktif, secara terus menerus, menggalang peran serta masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat.
  2. Kerjasama terpadu. Keterpaduan kegiatan juga sangat diperlukan agar setiap kegiatan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, bisa dijalankan dengan baik. Kerjasama yang terjalin secara terpadu ini bisa bersifat kegiatan lintas program dan lintas instansi sektoral yang sangat terkait dengan upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat.
  3. Pelayanan prima. Jenis pelayanan kesehatan yang telah diprogramkan dari tahap pencegahan sampai pemulihan, telah ditetapkan berdasarkan standar prosedural yang rasional. Tetap perlu ada upaya pembenahan internal dan eksternal, agar upaya pelayanan yang telah dijalankan memberikan hasil prima yang optimal dan dampak kepuasan utama yang handal bagi semua pihak.

Berikut adalah kegiatan dan kerja sama yang diharapkan dari masyarakat agar terwujud masyarakat yang sehat.

1. Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya).
Balita dikatakan naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.

Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna diatasnya. Sedangkan balita dikatakan tidak naik apabila garis pertumbuhannya menurun atau garis pertumbuhannya mendatar, dan garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.

Balita dikatakan memiliki gizi kurang apabila berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus. mudah sakit, tampak lesu dan lemah, dan mudah menangis dan rewel. Ada berapa macam gizi buruk pada balita yaitu : Kwarshiorkor, Marasmus, dan Marasmus-Kwarshiorkor.
 Kita perlu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain Kerjasama Mewujudkan Masyarakat Sehat

2. Menggunakan Air Bersih untuk Memasak dan Mencuci
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
  1. Air tidak berwarna harus bening/jernih.
  2. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busadan kotoran lainnya.
  3. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,dan tidak pahit, harus bebas dari bahan kimia beracun.
  4. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau bau belerang.

Air yang bersih sangat bermanfaat bagi kesehatan karena air bersih dapat menghindarkan dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri,thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.

3. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotorandan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun  biasa dan air. Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air.

Manfaat Mencuci Tangan. Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan manfaat: supaya tangan bersih, membasmi tangan dari kuman dan mikroorganisme, dan mencegah penularan penyakit.

Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan antara lain : sebelum dan sesudah maka, setelah buang air besar, setelah bermain, sebelum dan sesudah beraktifitas.

4. Menggunakan Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban digunakan dengan tujuan ;
  1. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
  2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya.
  3. Tidak mengundang datangnya lalat ataus erangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.

Jamban yang sehat memiliki ciri-ciri antara lain tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber ai minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter), tidak berbau, kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi cukup, lantai kedap air dan luas ruangan memadai, dan tersedia air, sabun, dan alat pembersih.