Kamis, 09 Januari 2020

Kampung Sehat Melati

Di Kampung Sehat Melati terdapat SD Negeri Melati. Sekolah ini sangat peduli dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Suatu hari siswa kelas 6 SD Negeri Melati berkunjung ke Kampung Rawajati. Apakah kamu pernah mendengar tentang Kampung Rawajati? Kampung Rawajati terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran. 

Di kampung ini, sebagian besar masyarakat menanam beragam tanaman seperti tanaman hias, buah, dan apotek hidup yang mereka tanam di pekarangan, pagar, dan tepi jalan depan rumah masing-masing. Selain itu mereka mengolah sampah rumah tangga untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti kompos dan barang kerajinan.

Dayu:
Udin, kamu sudah pernah ya berkunjung ke Kampung Rawajati?
Udin:
Iya, beberapa waktu yang lalu aku ikut ayahku ke sana. Ayahku
sebagai Ketua RT ingin belajar dari sebuah pemukiman hijau agar
bisa menerapkannya di pemukimanku.
Dayu:    
Apa yang membedakan Kampung Rawajati dengan pemukiman
lain?
Udin:
Di sana setiap rumah terlihat hijau karena dipenuhi aneka pohon
dan bunga. Di sekitar kampung pot-pot tanaman tersusun rapi
memenuhi gang. Selain hijau, di sana juga bersih.
Dayu:
Bersih seperti apa? Tidak terlihat tumpukan sampah maksudmu?
Udin:
Iya. Warga di sana memilah dan mengelola sampah dengan bijak.
Jadi tidak terlihat tumpukan sampah, bahkan di tempat sampah
umum sekalipun.
Dayu:
Wah, kelihatannya banyak ya yang dipelajari dari Kampung
Rawajati.
Udin:
Iya, banyak hal baru yang aku pelajari dari kampung ini. Dari
sana aku tahu bahwa sampah pun dapat diolah menjadi benda
bermanfaat, bahkan dapat dijual.

Baca teks tentang Kampung Rawajati berikut
Kampung Rawajati
Di Kampung Hijau Rawajati, selain peduli untuk membuat lingkungan hijau oleh tanaman, terlihat juga kesadaran warga yang cukup tinggi untuk berkontribusi terhadap pengelolaan sampah dengan bijak. Sebuah sentra pengumpulan sampah disediakan di area kampung untuk menampung aneka sampah rumah tangga. Para ibu turut berkontribusi dengan memisahkan sampah dapur seperti kulit bawang, batang sayuran, kulit buah, dan kulit telur kemudian dikumpulkan di sentra bersama dengan sampah kebun. Campuran sampah dapur dan sampah kebun dari warga kemudian diolah menjadi kompos. Setiap warga diperbolehkan mengambil kompos untuk penyubur tanaman.

Apa yang dilakukan terhadap sampah konsumsi? Sampah organik yang berupa sisa makanan tiap hari ternyata tidak harus menggunung di tempat sampah sehingga menimbulkan aroma tak sedap. Beberapa warga memiliki lubang biopori di halaman rumah. Sampah sisa makanan tiap hari dituang ke dalam lubang biopori dan dibiarkan membusuk di sana. Ketika kelak membusuk, sampah-sampah tersebut akan menjadi penyubur tanah di sekitarnya.

Lain halnya dengan sampah berupa koran dan kertas, sampah konsumsi non organik seperti botol dan kemasan plastik, botol kaca, serta barang tak terpakai lainnya. Warga Rawajati memiliki bank sampah, sebagai tempat menyetorkan sampah-sampah jenis ini. Setiap minggu sampah yang terkumpul di sentra diambil oleh beberapa pengepul untuk dibawa ke tempat pengolahan akhir. Pengelola bank sampah mengeluarkan daftar harga beli untuk tiap kg sampah yang disetorkan warga. Semakin banyak warga menyetorkan sampah, tentu semakin bertambah pula saldo tabungan sampahnya. Selain mengurangi tumpukan sampah, warga pun senang karena memperoleh manfaat dan keuntungan berupa uang dari sampah yang dihasilkannya. Bahkan beberapa anak memiliki tabungan sampahnya sendiri. Mereka berlomba mengumpulkan botol dan kemasan plastik untuk menambah saldo tabungan.

Sebagian dari sampah non organik, juga dikumpulkan warga untuk diolah menjadi aneka kerajinan yang bernilai jual. Vas bunga, alas gelas, dompet, serta tas dirangkai cantik dari aneka botol plastik dan kemasan bekas. Kegiatan ini dilakukan oleh beberapa ibu di waktu luang mereka. Mengisi waktu, mengurangi tumpukan sampah, dan menambah uang belanja tentunya menjadi hal positif yang bermanfaat bagi warga dan lingkungan. Bagaimana dengan pengelolaan sampah di sekitarmu? Apa yang dapat kamu lakukan terhadap sampah di rumahmu?

Jawab pertanyaan
1. Tuliskan 3 kebiasaan/ perilaku penting yang dilakukan oleh masyarakat Rawajati untuk menciptakan lingkungan asri dan sehat.
  • Mengumpulkan sampah di sentra pengumpulan sampah.
  • Memilah sampah sesuai jenisnya, dan 
  • Mengolah sampah menjadi barang-barang bermanfaat.
2. Apa nilai-nilai luhur yang bisa dipelajari dari masyarakat Rawajati?
  • Nilai luhur yang bisa dipelajari dari masyarakat Rawajati adalah disana masyarakatnya peduli terhadap lingkungannya untuk menciptakan  menciptakan lingkungan asri dan sehat.
3. Tulis kesimpulanmu tentang teks di atas.
  • Kesimpulannya, di kampung Rajawati warganya sangat peduli terhadap lingkungan, mereka mengumpulkan, memilah, dan mengolah sampah menjadi barang kerajinan yang bermanfaat dan memiliki nilai jual.
Setelah membaca teks tentang Kampung Rawajati, diskusikan dengan teman dalam satu kelompok tentang hal yang dapat kamu lakukan di lingkungan sekitar rumahmu.
Tulislah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu.
  • Kita dapat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh warga kampung Rajawati. Sampah yang ada di sekitar lingkungan rumah dikumpulkan, dipilah, dan diolah menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual. Selain itu, kita juga bisa membuat lubang biopori di halaman rumah untuk menampung sampah, dan mengolah sampah dapur dan sampah kebun menjadi kompos.
Ayo Bertanya...
Jika suatu hari kamu berkunjung ke kampung Rawajati, tulislah pertanyaan yang akan kamu ajukan kepada masyarakat di sana.
  • Apa yang dilakukan warga kampung untuk menciptakan lingkungan yang asri dan sehat?
  • Siapa saja yang berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang asri dan sehat?
  • Bagaimana warga kampung mengolah sampah?
  • Bagaimana warga kampung mengolah sampah organik dan non organik?
  • Hal positif apa yang didapat warga kampung dengan mengolah sampah?
Tahukah kamu bahwa salah satu cara untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat adalah dengan mengolah bahan alam yang ada di sekitarmu menjadi produk yang bermanfaat? Salah satunya adalah dengan membuat potpourri. Ayo, kita cari tahu lebih jauh tentang potpourri.

Potpourri adalah campuran bunga, tumbuhan kering, atau rempah-rempah kering yang digunakan sebagai penghias dan pewangi ruangan. Potpourri memberi aroma lembut, biasanya diletakkan di wadah kayu atau dikemas menggunakan kantong kain kecil. Berbagai bahan yang digunakan sengaja dipilih untuk memberi aroma harum bernuansa natural untuk menyegarkan ruangan. Potpourri cocok diletakkan di berbagai sudut rumah, seperti kamar tidur, kamar mandi, atau keluarga. Baunya yang menenteramkan dapat memberikan kenyamanan seluruh penghuni rumah.

Kita dapat membeli potpourri dalam bentuk bungkusan siap pakai, kita pun bisa membuat sendiri potpourri dari berbagai jenis bunga, buah, dan rempah pilihan. Berikut langkah-langkah membuat potpourri:
  1. Tahap 1, Keringkan bunga, buah, dan rempah di tempat yang tidak terkena matahari langsung.
  2. Simpan bunga, buah, dan rempah yang telah dikeringkan ke dalam kantung bersih.
  3. Pilih bunga, buah, dan rempah yang telah dikeringkan untuk ditempatkan di wadah (mangkuk) cantik.
  4. Tambahkan minyak aroma terapi beberapa tetes. Jangan terlalu banyak karena akan berbau terlalu menyengat.
  5. Tempatkan potpourri di ruang yang kamu inginkan (ruang tamu, kamar tidur,kamar mandi).
  6. Kita juga bisa menyimpan potpourri ke dalam kantung cantik untuk dihadiahkan pada kerabat dan orang tercinta atau untuk dijual.
Ayo Bekerja Sama
Sekarang kamu akan mengumpulkan data tentang kegiatan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggalmu sehubungan dengan upaya menciptakan lingkungan sehat. Data yang kamu kumpulkan akan disajikan dalam bentuk tabel. Untuk kegiatan pengumpulan data, kamu dan kelompokmu harus terlebih dahulu membuat kuesioner. Apakah kamu masih ingat tentang macam-macam data dan bagaimana merancang kuesioner yang baik untuk mengumpulkan data?
Mari kita pelajari.
Data primer adalah data yang kamu kumpulkan sendiri
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain
Diskusikan kembali bersama seorang teman tentang perbedaan data primer dan data sekunder.
Perhatikan contoh berikut.
Kamu akan mengumpulkan data tentang kegiatan dalam menciptakan lingkungan sehat. Berikut adalah hasil survei yang dilakukan kepada 36 siswa kelas VI di sebuah sekolah yang disajikan dalam bentuk turus dan angka. 
Data di atas disajikan dalam bentuk turus.
Turus adalah istilah untuk menggambarkan angka berupa simbol tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pembacaan angka, terutama angka yang berjumlah cukup banyak. Simbol yang digunakan umumnya berupa garis-garis vertikal, dimana setiap kelipatan lima menggunakan empat garis horizontal dan satu diagonal.
Jika data tersebut diatas diubah menjadi angka, hasilnya adalah sebagai berikut:
Data di atas adalah merupakan data sekunder karena survei dilakukan oleh orang lain.

Sekarang kamu akan menghasilkan data primer. Caranya bagaimana? Kamu akan melakukan wawancara langsung. Cantumkan pertanyaan tersebut dalam lembar kuesioner.
Lembar Kuesioner
Menggunakan kuesioner yang telah kamu buat, minta teman sekelasmu mengisinya. Diskusikan dalam kelompok yang terdiri atas 5-6 orang siswa. Lengkapi tabel dari hasil kuesioner.
Apa kesimpulanmu tentang data yang telah dikumpulkan? Jelaskan.

Jelaskan perbedaan antara data primer dan data sekunder dan berikan contoh.
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian.
Contoh data primer; Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber.
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu, mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan, menciptakan tolak ukur untuk mengevaluasi data primer, dan memenuhi kesenjangan-kesenjangan informasi.
Contoh data sekunder; Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.